https://nasional.kompas.com/

Melakukan upaya mengadu domba hubungan Prabowo dan Jokowi adalah salah satu strategi agar kemudian dapat menjadi bagian dari kekuasaan, dimana apabila Jokowi masih bersama Prabowo, maka kelompok ini akan mustahil ikut dalam kekuasaan Prabowo.

Lebih jauh lagi, agenda ini adalah agenda untuk tahun 2029, apabila hubungan Prabowo dan Jokowi semakin menguat, maka untuk menang atau menjadi bagian atau Calon Wakil dari Prabowo akan mustahil bagi mereka. Maka langkah-langkah mendiskreditkan hubungan Prabowo dengan Jokowi dilakukan dengan berbagai cara dan narasi, seperti isu ijazah Jokowi, isu Ijazah Gibran, Prabowo dibawah bayang Jokowi, upaya pemakzulan Gibran dan terakhir secara masif juga dilakukan menggiring opini Jokowi melakukan upaya kerusuhan, upaya tersebut dilakukan bukan untuk menang, karena agenda-agenda tersebut secara sadar mereka ketahui tidak akan berhasil, namun upaya itu dilakukan untuk dua tujuan;

• menyampaikan pesan kepada Prabowo, bahwa jika Prabowo masih tetap bersama Jokowi, maka pemerintahannya tidak akan berjalan dengan damai, akan selalu gaduh dan menjadi beban bagi Prabowo. Sehingga kemudian Prabowo memikirkan kembali keputusan-keputusan politiknya.
• meruntuhkan kepercayaan publik terhadap Jokowi, mereka sadar betul bahwa elektabilitas Jokowi pasca pensiun masih sangat tinggi dan menjadi ancaman serius terhadap karir politik mereka, dengan begitu agenda demi agenda dilakukan, isu-isu dan fitnah disebarkan karena mereka tau dengan memanfaatkan Illusory Truth Effect. Seperti yang dikatakan Joseph Goebbels (menteri propaganda Nazi Jerman), "Kebohongan yang diulang-ulang akan dipercaya sebagai kebenaran." Dan propaganda inilah yang dilakukan untuk meruntuhkan kepercayaan publik terhadap Jokowi.