Masa Depan Pasar Saham Indonesia

by - Maret 24, 2025

Sumber Foto: fima.co.id

Pasar saham Indonesia merujuk pada tempat di mana saham perusahaan yang terdaftar diperdagangkan. Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah lembaga yang mengatur perdagangan saham di Indonesia. Pasar saham ini terbagi menjadi dua jenis utama: pasar reguler dan pasar negosiasi.

 

Pasar saham Indonesia juga dapat dilihat sebagai bagian dari sistem perekonomian negara yang memungkinkan investor untuk membeli dan menjual saham perusahaan, serta berperan dalam pengumpulan dana bagi perusahaan yang ingin berkembang.

 

Jumlah investor pasar saham Indonesia telah mengalami pertumbuhan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Terutama investor ritel saat covid-19 melanda dunia, saham menjadi tempat populer untuk masyarakat memutarkan uangnya dan mencari keuntungan.

 

Jumlah investor pasar modal Indonesia saat ini mencapai 15.161.166 Single Investor Identification (SID). Meskipun mengalami peningkatan yang signifikan dalam beberapa tahun ini, namun angka tersebut masih sangat sedikit, jika dibandingkan jumlah penduduk indonesia yang saat ini mencapai 281,6 juta jiwa.

 

Sumber Foto: ajaib.co.id

Saat ini memang jumlah investor domestik mendominasi kepemilikan saham di Bursa Efek Indonesia dengan persentase 51,5%, sementara investor asing memiliki 48,5%. Namun naik turunnya bursa saham Indonesia masing sangat bergantung dari pada langkah dan kebijakan investor asing. Kerap kali penurunan bursa saham disebabkan oleh investor asing yang melakukan aksi jual mereka. Sentimen-sentimen negatif terkait politik, keamanan dan ekonomi kerap membuat investor asing melelang saham-sahamnya di Indonesia dan berpengaruh buruk terhadap trend kecenderungan bursa saham.

 

Sejak pelantikan Presiden Prabowo Subianto pada 20 Oktober 2024, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami tren penurunan yang signifikan. Pada hari pelantikan, IHSG ditutup di level 7.772,59. Namun, per 19 Maret 2025, IHSG turun menjadi 6.311,66, mencatat penurunan sekitar 18,79% selama periode tersebut.

 

Penurunan IHSG ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk kebijakan pemerintah yang mempengaruhi sentimen investor. Presiden Prabowo pernah menyatakan bahwa investasi saham bagi masyarakat kecil mirip dengan perjudian, yang dapat menambah ketidakpastian di pasar.  Selain itu, pernyataan mengenai potensi penurunan IHSG terkait dengan program makan bergizi untuk anak sekolah juga menambah volatilitas pasar.

Sumber Foto: lensapost.net

Pada 18 Maret 2025 IHSG mengalami penurunan tajam hingga 7,1%, mencapai level terendah sejak 2011. Penurunan ini memicu penghentian sementara perdagangan saham (trading halt) oleh BEI. Untuk menyelamatkan IHSG kemudian Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan kebijakan yang memungkinkan perusahaan terbuka melakukan pembelian kembali saham (buyback) tanpa melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk menstabilkan pasar.

 

Para ekonom dan akademisi telah mengingatkan, bahwa penurunan IHSG dapat berdampak signifikan pada perekonomian Indonesia, mengingat keterkaitan antara pasar modal dan sektor riil.  Namun kebijakan Presiden terkait bursa saham sungguh mengecewakan banyak pihak, apalagi statment Prabowo terkait bursa saham sungguh menggambarkan bahwa Prabowo tidak peduli dengan IHSG.

 

Masa depan IHSG sangat bergantung pada berbagai faktor ekonomi dan kebijakan pemerintah, baik domestik maupun global. Seperti Kebijakan Ekonomi Pemerintah, misal kebijakan fiskal dan moneter yang diterapkan oleh pemerintah, seperti tingkat suku bunga, kebijakan pajak, serta kebijakan stimulus ekonomi. Sentimen Global dan Investor Asing, fluktuasi pasar saham global dan ketidakpastian ekonomi internasional (misalnya perang dagang, kebijakan moneter AS, atau krisis keuangan global). Namun, IHSG juga harus menghadapi tantangan seperti ketidakpastian politik, fluktuasi nilai tukar, dan kondisi pasar global yang volatil.

 

Selain itu, untuk mengurangi pengaruh asing di bursa saham Indonesia, maka perlu langkah kongkrit yang harus dilakukan oleh Bursa Efek Indonesia, salah satunya adalah meningkatkan jumlah investor lokal, sehingga mengurangi pengaruh asing terhadap fluktuasi IHSG. Saat ini Bursa Efek Indonesia memiliki target ambisius untuk meningkatkan jumlah investor lokal di pasar modal Indonesia. Pada tahun 2025, BEI menargetkan penambahan 2 juta investor baru, kemudian jangka panjang, tahun 2027 OJK menetapkan investor lokal dapat mencapai 20juta.

 

Untuk mencapai target tersebut, BEI dan OJK perlu melakukan berbagai upaya edukasi dan sosialisasi guna meningkatkan literasi keuangan dan menarik minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal. Kemudian dukungan pemerintah dan menghindari statment-statment negatif terhadap IHSG, karena hal tersebut dapat memberikan dampak citra buruk bagi kepercayaan masyarakat terhadap IHSG.


You May Also Like

0 comments